Mungkin kita pernah mendengar kabar seorang selebriti muda berusia 36 tahun yang tidak bisa nyelesaikan tugasnya sebagai juri pada ajang kontes bakat karena terserang penyakit hingga menderita kelumpuhan. Orang banyak yang
bertanya-tanya, apa gerangan jenis penyakit tersebut mengingat usianya yang masih relatif muda. Ternyata selebriti tersebut divonis dokter menderita stroke
perdarahan, suatu jenis penyakit yang umumnya menyerang orang dengan usia yang cukup lanjut. Sekarang ada kecenderungan bahwa stroke mengancam mereka yang berusia produktif, bahkan usia di bawah 40 tahun. Hal ini terkait erat dengan faktor gaya hidup bermalas-malasan, stres tinggi, kurang oleh raga, gemar mengkonsumsi makanan junkfood, merokok, serta berbagai kegiatan yang tidak mendukung gaya hidup sehat.
Stroke menyerang siapapun, tanpa memandang tingkat sosial ekonomi atau jabatan tertentu. Data dari Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), angka kejadian stroke di Indonesia telah meningkat tajam. diprediksikan pada tahun 2020, penderita stroke di Indonesia meningkat 2 kali lipat. Bahkan saat ini, menurut Yastroki, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia, penyebabnya, selain faktor penuaan (degeneratif) juga faktor stres.
Data dari journal ilmiah Stroke 1999;30:2523-2528, menyebutkan bahwa setiap 45 detik, seseorang di Amerika akan terkena serangan stroke. Ini berarti tiap tahun, 750,000 penduduk Amerika akan terkena stroke, baik serangan baru atau stroke berulang.
Begitu menakutkannya stroke, menyebabkan penyakit harus kita waspadai.
apa dan bagaimana stroke itu sebenarnya ?
Kenali stroke lebih dekat
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan adanya gangguan pada aliran darah sehingga menyebabkan kematian jaringan otak. Definisi dari WHO menyebutkan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.
Jenis stroke ada dua macam, yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik. Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terganggu oleh aterosklerosis (pengerasan dinding pembuluh darah) yang disebabkan tingginya kadar kolesterol darah. Pembuluh darah otak juga bisa tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain. Bekuan darah tersebut lepas, misalnya ada kelainan pada jantung atau paska pembedahan jantung, dan bekuan tersebut terbawa oleh aliran darah sehingga menyumbat pembuluh darah ke otak yang sangat kecil. Stroke jenis ini disebut juga emboli serebral.
Pada stroke hemorragik, pembuluh darahnya pecah sehingga aliran darah di otak terganggu. Darah yang keluar dari pembuluh yang pecah akan merembes ke jaringan otak dan merusaknya. Menurut literatur, sekitar 70% kasus stroke hemorragik disebabkan oleh hipertensi.
Beberapa obat-obatan, misalnya kokain pada dosis tertentu dan pemakaian lama, bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah otak dan berujung pada serangan stroke.
Mengapa terjadi stroke ?
Ketahuilah faktor resiko stroke.
Apa yang dimaksud faktor resiko ? Yaitu faktor yang memperberat / memperparah perjalanan suatu penyakit. Dalam hal ini, faktor resiko stroke adalah :
• Yang tidak dapat dikendalikan, seperti usia lanjut, jenis kelamin, suku bangsa (misalnya suku bangsa negro/bukan)
• Yang dapat dikendalikan, seperti penyakit gang¬guan metabolik, misalnya diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi serta obesitas, konsumsi alkohol, obat-obatan, kurang berolah raga, dan merokok
Jika seseorang menderita penyakit gangguan metabolik, pastikan mereka mengontrol penyakitnya. Minum obat pengontrol tekanan darah / kolesterol /gula darah jangan sampai lupa dan harus terus-menerus. Umumnya obat-obatan ini mahal harganya, namun saat ini tersedia obat dalam bentuk branded generic yang harganya relatif lebih murah.
Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam hitungan menit. Stroke dapat bertambah buruk dan menyebabkan kerusakan otak permanent dalam hitungan jam sampai 1-2 hari.
Awasi gejala-gejala stroke
Salah satu tanda-tanda adanya serangan stroke dapat dikenali dari gejala-gejalanya, misalnya :
• Kelemahan/kelumpuhan tungkai tubuh, atau salah satu sisi tubuh
• Kehilangan sebagian penglihatan/pendengaran
• Penglihatan ganda
• Fusing
• Bicara tidak jelas (pelo)
• Sulit memikirkan kata-kata yang tepat
• Tidak mampu mengenali bagian tubuh
• Gerakan yang tidak biasa
• Terganggunya kendali terhadap kandung kemih •
• Hilang keseimbangan dan jatuh
• Pingsan
Yang terpenting adalah, kenali tanda-tanda stroke dan segera bawa penderita ke rumah akit dalam waktu kurang dari 6 jam.
Hal ini adalah untuk menghindari kerusakan otak yang lebih luas dan permanen. Sayangnya, sebagian
besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit
setelah 48-72 jam setelah serangan.
Penatalaksanaan stroke dilakukan dokter dengan terlebih dahulu mengenali jenis stroke. Pemberian oksigen dan memasang infus mutlak dilakukan. Otak dapat mengalami pembengkakan, sehlngga dokter harus memberi obat untuk menguranginya. Tekanan darah dikontrol dan dipertahankan pada skala normal. Pada beberapa penderita, mungkin terjadi gangguan pernapasan, sehingga perlu dipasang alat bantu pernapasan (respirator). Tindakan pemulihan diperlukan pada penderita stroke untuk mengurangi komplikasi dan menormalkan kondisi fisik penderita stroke.
Gangguan kejiwaan dapat terjadi pada stroke akibat adanya kelainan neurologis (persarafan). Contoh gangguan kejiwaan adalah adanya ketidak-seimbangan pengendalian emosi dan penderita yang mengalami depresi setelah terserang stroke.
Diagnosa stroke dapat diketahui dari pemeriksaan fisik oleh dokter. Diagnosa yang lebih pasti didapat dari pemeriksaan dengan alat CT (computed tomography) Scan otak atau MRI (magnetic resonance impedance). Pelayanan ini terdapat di rumah sakit, dan dipakai sebagai salah satu cara untuk mendeteksi jenis stroke maupun lokasi di otak yang terserang stroke.
Antisipasi serangan stroke
Bagaimana mengantisipasi serangan stroke ?
Yang pasti adalah lakukan gaya hidup sehat. Generasi muda saat ini cenderung menerapkan pola makan kurang seimbang (konsumsi makanan siap saji dengan kandungan karbohidrat dan lemak tinggi tetapi kurang serat) dan gaya hidup kurang baik (kurang olah raga, merokok, atau mengkonsumsi alkohol/narkoba).
Generasi muda seperti pada kasus seorang selebriti di atas, memberi contoh kepada kita betapa pentingnya menjalankan gaya hidup sehat, rutin melakukan medical check up, dan mengenali tanda-tanda stroke.
Bagaimanapun juga, mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan ?
From : Sandoz Education
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar